Sejak dulu, kota ini memang memiliki lalu lintas yang padat. Hal ini
trus meningkat dan sepengetahuan saya tidak berkurang. Kemacetan
sekaligus panas yang tak tertahankan membuat warga Jakarta semakin
tegang dan lelah. Tak heran, pengendara sering membunyikan klakson dan
mau menang sendiri.
Busway Penyebabnya?
Sejak Oktober 2007, beberapa lajur khusus bus Transjakarta, atau
yang biasa kita kenal busway, dibangun. Seiring pembangunan itu,
kemacetan bukannya teratasi malah bertambah parah. Oleh karena itu,
orang sering mengatakan bahwa pembangunan busway itu lah penyebab dari
kemacetan.
Dari data yang saya ambil dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta, setiap
tahun jumlah kendaraan di Jakarta bertambah 9 %. Setiap harinya ada
sekitar 1.235 motor dan 835 mobil baru yang masuk ke jalan. Mungkin saja
angka itu bisa berubah lagi. Namun, jumlah penambahan kendaraan itu
tidak seimbang dengan jumlah tambahan jalan raya yang hanya 0,1&
setiap tahunnya. Tentu saja jalan yang sudah ada tidak dapat mengampung
kendaraan yang begitu banyaknya. Itulah penyebab utama kenacetan yang
terjadi di Jakarta.
Kemacetan bertambah karena pembangunan busway, penggalian kabel,
pohon tumbang dan jalan yang berlubang. Jalan pun menjadi lebih sempit
dan tentu membuat pengendara menjadi tidak nyaman saat berkendara.
Pengendara yang tidak tertib dan polisi yang kurang tegas, kadang
menghukum, kadang membiarkan para pelanggar, juga menjadi salah satu
penyebab kemacetan.
Menyelesaikan masalah itu adalah tugas pemerintah. Namun, kita bisa
mem bantu mengurangi masalah kemacetan ini dengan cara mengurangi
memakai kendaraan pribadi dan menggunakan transportasi yang telah ada.
Contohnya busway. Dengan menggunakan transportasi ini, tentunya
kemacetan akan berkurang.
Coba Dihitung
Apa betul jumlah kendaraan di Jakarta adalah penyebab utama kemacetan? Coba kita buktikan.
Meburut Dinas Pekerjaan Umun (DPU) (data yang diambil pada tahun
2007), luas seluruh jalan di Jakarta adalah 40 km persegi. Luas kota
Jakarta itu sendiri hanya 662 km persegi. Jadi seluruh jalan di Jakarta
hanya 6 % dari seluruh luas kota Jakarta. Untuk menmbah luas jalan
sudah tidak mungkin, karena penduduk Jakarta sudah banyak. Untuk
mengurangi banyaknya penduduk tentu saja dengan mengadakan transmigrasi.
Sekrang, mari kita hitung. Pada tahun 2007, total kendaraan (instran
dari BPS, Dinas PU, LTA) adalah 7.773.957 yang terdiri dari 5.136.619
sepeda motor, 1.816.702 mobil pribadi, 503.740 kendaraan bermotor
lainnya dan 316.896 bus.
Banyaknya kendaraan setiap km persegi = 7.773.957 : 40= 194.348,9 = 194.349 buah
Jadi, hampir 200.000 kendaraan memadati jalan kota Jakarta. Angka
yang menakjubkan bukan? Apakah jumlah kendaraan sebanyak itu tidak
membuat macet kota Jakarta??
Helimousine, Untuk Orang Berkantong Tebal
Kegiatan kota Jakarta yang begitu padat membuat para pengusaha harus
mengejar waktu. Jalanan kota Jakarta yang macet akan sangat menghambat
kegiatan mereka. Ada salah satu cara untuk menempuh perjalan dengan
cepat. salah satunya adalah dengan “Helimousien”. Transportasi udara ini
hanya melayani penerbangan siang hari pada pukul 08:00 sampai18:00.
Namun transportasi udara ini hanya bisa dinikmati oleh kalangan atas
saja karena biaya perjalanannya yang sangat mahal yaitu, biaya sewa per
jam helimousine 1.500 dollar AS plus PPN. Kalaupun digunakan hanya 10
menit, biaya yang dikenakan tetap biaya satu jam. Biaya
penerbangan untuk ke bandara, dikenakan biaya Rp 3 juta sekali jalan.
Harga yang sangat mengejutkan memang, namun, transportasi ini berguna
bagi kalangan eksekutif yang rata- rata memegang prinsip “waktu adalah
uang”.
Jasa penerbangan sipil bersertifikat Civil Aviation Safety
Regulations (CASR) yang telah diakui secara internasional ini juga
menyediakan paket perjalanan wisata untuk melihat dari dekat keindahan
Gunung Krakatau, Kepulauan Seribu, panorama Puncak dan Gunung Gede
dengan tarif US$350-US$450 per orang.
Paket wisata lain yang cukup menarik adalah Batavia City Tour, yaitu
penerbangan selama 30 menit dengan menyusuri di atas kawasan Monas,
Bunderan HI, CBD Semanggi, Taman Mini Indonesia Indah, persimpangan
Cawang, Ancol, Sunda Kelapa, Bandara Soekarno Hatta dan Karawaci dengan
tarif US$135 per orang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar