Seorang software engineer adalah
orang yang menerapkan prinsip-prinsip rekayasa perangkat lunak dalam
mendesain, pengembangan, pengujian, dan evaluasi perangkat lunak dan
sistem yang membuat komputer atau apapun yang berisi perangkat lunak.
Sebelum pertengahan tahun 1990-an, sebagian besar praktisi perangkat
lunak menyebut dirinya programmer atau software developer, tanpa
memandang pekerjaan yang sebenarnya. Banyak orang lebih suka menyebut
dirinya pemrogrammer dan software developer, karena dapat diterima
secara luas, sementara istilah software engineer masih dalam perdebatan.
Istilah
programmer sering digunakan sebagai istilah yg merujuk kepada mereka
yang tidak memiliki tools, keterampilan, pendidikan, atau etika untuk
membangun perangkat lunak yang berkualitas baik. Akibatnya, banyak
praktisi menyebut diri sendiri sebagai software engineer untuk
melepaskan diri dari stigma yang melekat pada kata programmer. Di banyak
perusahaan, untuk berbagai kategori programmer, nama jabatan programmer
atau software developer telah diubah menjadi software engineer. Istilah
tersebut menimbulkan kebingungan, karena ada beberapa penolakan, dengan
argumentasi bahwa semua orang pada dasarnya melakukan hal yang sama
dengan perangkat lunak, sedangkan yang lain menggunakan istilah untuk
membuat sebuah perbedaan, dengan argumentasi bahwa pekerjaan tersebut
benar-benar berbeda.
Sebuah Seni Pada tahun 2004, Biro Statistik
Tenaga Kerja Amerika Serikat sebanyak 760.840 software engineer memegang
pekerjaan di Amerika Serikat, pada waktu yang sama terdapat 1,4 juta
praktisi yang bekerja diberbagai bidang. Tabel software engineer
digunakan secara luas dalam dunia usaha. Sangat sedikit dari para
software engineer terlatih yang mneyandang gelar Engineer dari perguruan
tinggi terkemuka. Bahkan, menurut Asosiasi untuk Mesin Komputasi,
“sebagian besar software engineer di Amerika bukanlah lulusan Software
Engineering tetapi Computer Science“. Aturan Klasifikasi Biro Statistik
Tenaga Kerja Amerika Serikat menggolongkan Insinyur perangkat lunak
komputer sebagai subkategori dari “ahli komputer”, bersama dengan
pekerjaan seperti ilmuwan komputer, pemrogram, dan administrator
jaringan. Inggris telah melihat adanya penyesuaian antara Profesi
Teknologi Informasi dan Profesi-profesi perkeyasaan. Sebagian wilayah
Amerika Serikat mengatur penggunaan istilah-istilah seperti “Computer
Engineer”, bahkan “Software Engineer”. Diantaranta adalah Texas dan
Florida. Texas bahkan telah melakukannya lebih jauh, yaitu dengan
melarang siapapun menulis program tanpa lisensi engineer. Pendidikan
Sekitar sebagian dari semua praktisi saat ini memeiliki kualifikasi di
bidang Ilmu Komputer. Sementara sebagian kecil, dan terus berkembang,
diantara mereka meraih kualifikasi software engineering.
Pada tahun
1996, Rochester Institute of Technology mendirikan program Sarjana
dengan gelar Software Enginering yang pertama di Amerika Serikat, namun
tidak mendapatkan ABET, yaitu sebuah badan penjaminan kepemimpinan dan
kualitas dibidang ilmu terapan, komputasi,engineering, dan teknologi
pendidikan, sampai dengan tahun 2003, dimana pada tahun tersebut
Clarkson University, Milwaukee School of Engineering dan Mississippi
State University melakukan hal yang sama. Sejak itu, progam sarjana
untuk software engineering dibentuk di berbagai universitas. Standar
kurikulum internasional untuk software engineering pun ditetapkan oleh
CCSE. Pada tahun 2004, di Amerika Serikat, sekitar 50 perguruan tinggi
menawarkan progam software engineering, baik yang mengajarakan
prinsip-prinsip dan praktis Computer Science dan Engineering. Program
Master software engineering pertama didirikan di Seattle University di
tahun 1979. Sejak itu progam software engineering semakin banyak
tersedia diberbagai berbagai perguruan tinggi. Pada tahun 1998, the US
Naval Postgraduate School (NPS) mendirikan program doktoral pertama di
dunia untuk Software Engineering. Selain itu, program pendidikan
lanjutan untuk Software Engineering secara online banyak bermunculan,
seperti Master of Science in Engineering (MSE), yaitu gelar yang
ditawarkan melalui Jurusan Ilmu Komputer dan Teknik di California State
University, Fullerton. Steve McConnell berpendapat bahwa sebagian besar
universitas mengajarkan Computer Science, bukan Software Engineering,
sehingga terdapat kekurangan akan Software Engineer yang sebenarnya.
Lembaga European Training Foundation (ETS) dan Universite du Quebec a
Montreal (UQAM) diamanati oleh IEEE untuk mengembangkan Software
Engineering Body of Knowledge (SWEBOK), yang telah menjadi salah satu
ISO standar yang menggambarkan pengetahuan yang tercakup oleh software
engineer. Program-program Lain Dalam bisnis, beberapa praktisi software
engineering memiliki kemampuan MIS. Dalam embedded system, diantara
mereka memiliki kemampuan Electrical dan Computer Engineering,
dikarenakan perangkat lunak embedded system selalu memerlukan pemahaman
akan hardware secara rinci. Dalam perangkat lunak medis, praktisi
memiliki kemampuan dalam informatika medis, medical secara umum, atau
biologi. Beberapa praktisi memiliki kemampuan didalam matematika, sains,
rekayasa, atau teknologi. Ada juga yang memiliki kemampuan filsafat
(terutama logika) atau kemampuan non-teknis.
Pekerjaan Kebanyakan
software engineer bekerja sebagai karyawan atau kontraktor. Software
engineer bekerja untuk perusahaan, instansi pemerintah (sipil atau
militer), dan organisasi nirlaba. Beberapa software engineer bekerja
untuk sendiri sebagai freelancer. Beberapa organisasi telah memiliki
spesialis untuk melakukan tugas tertentu dalam proses pengembangan
software, dan organisasi membutuhkan software engineer untuk melakukan
sebagian atau seluruhnya. Dalam proyek-proyek besar, orang dapat
mengkhususkan diri dalam satu bidang. Dalam proyek-proyek kecil,
beberapa tugas dapat dilakukan seorang diri. Specializations meliputi:
industri (analis, arsitek, pengembang, testers, dukungan teknis,
manajer) dan akademisi (pendidik, peneliti). Terdapat perdebatan atas
masa depan prospek untuk pekerjaan Software Engineers dan Professional
IT. Sebagai contoh, pasar online masa depan yang disebut pekerjaan IT
masa depan di Amerika mencoba menjawab untuk apakah padaa pada tahun
2012 akan ada lebih banyak proyek TI, termasuk software engineer,
dibandingkan pada tahun 2002.
Sertifikasi Sertifikasi profesional
software engineer adalah isu yg menimbulkan perdebatan. Sebagian
menganggapnya sebagai alat untuk meningkatkan praktek profesional.
Program sertifikasi didalam industri perangkat lunak yang paling sukses
diorientasikan kepada teknologi tertentu, dan dikelola oleh penyedia
teknologi tersebut. Program sertifikasi tersbut disesuaikan dengan
lembaga yang akan mempekerjakan orang yang menggunakan teknologi ini.
ACM memiliki program sertifikasi profesional pada awal tahun 1980-an,
yang telah dihentikan karena kurangnya peminat. Pada 2006, IEEE telah
mensertifikasi lebih dari 575 profesional perangkat lunak. Dampak
globalisasi Banyak siswa di negara maju menghindari jurusan yang
berkaitan dengan software engineering karena khawatir akan offshore
outsurcing, yaitu impor produk perangkat lunak atau layanannya dari
negara lain, dan teragntikan oleh para pendatang yang memiliki visa
pekerja. Meskipun statistik pemerintah saat ini tidak menunjukkan
ancaman terhadap software engineering itu sendiri; karir terkait,
pemrograman komputer tidak terpengaruh. Seseorang diharapkan memulainya
sebagai programmer sebelum sebelum dipromosikan sebagai software
engineer. Dengan demikian, janjang karir untuk software engineering
mungkin berat, terutama selama masa resesi. Beberapa penasehat
menyarankan agar siswa juga fokus pada “people skill” dan kemampuan
bisnis, tidak hanya keterampilan teknis, karena “soft skill”
diperkirakan akan lebih sulit untuk para pendatang. Ini adalah aspek
manajemen-rekayasa dari rekayasa perangkat lunak yang muncul untuk
menjadi pelindung dari dampak globalisasi.
Hadiah/Penghargaan
Ada
beberapa penghargaan di bidang rekayasa perangkat lunak: CODiE
penghargaan yang merupakan penghargaan tahunan yang dikeluarkan oleh
Asosiasi Industri Software dan Informasi untuk keunggulan dalam
pengembangan perangkat lunak untuk industri. Jolt Award adalah
penghargaan dalam industri perangkat lunak. Stevens Award adalah
penghargaan untuk rekayasa perangkat untuk mengenang Wayne Stevens.
Kontroversi istilah Engineer Beberapa orang percaya bahwa software
engineering mengimplikasikan tingkat tertentu dari pendidikan akademis,
disiplin profesional, dan ketaatan terhadap proses formal yang sering
diabaikan dalam pengembangan perangkat lunak. Analogi yang umum
digunakan adalah bahwa pekerjaan dibidang konstruksi tidak membuat
sesorang menjadi seorang insinyur sipil, begitu juga dengan pekerjaan
menulis kode program tidak akan menjadikan orang tersebut seorang
software engineer.
Status Rekayasa Perangkat Lunak
Kata rekayasa
dalam istilah software engineering menyebabkan kebingungan. Perdebatan
atas status software engineering (antara insinyur tradisional dan
ilmuwan komputer) dapat diinterpretasikan sebagai perebutan kekuasaan
terhadap istilah engineering. Insinyur tradisional mempertanyakan apakah
software engineers dapat menggunakan istilah tersebut secara sah.
Insinyur tradisional (terutama insinyur sipil dan NSPE) menyatakan bahwa
mereka memiliki hak istimewa terhadapistilah engineering, dan untuk
pihak lain yang akan menggunakannya memerlukan persetujuan mereka. Pada
pertengahan tahun 1990-an, yang NSPE melakukan gugatan untuk mencegah
dari siapapun menggunakan istilah software engineering untuk nama
pekerjaan. NSPE memenangkan perkara di 48 negara. Namun, praktisi SE,
pendidik, dan peneliti mengabaikan kasus-kasus tersebut dan tetap
menyebut diri mereka software engineer. Biro Statistik Tenaga Kerja
Amerika Serikat menggunakan istilah software engineer juga. Istilah
engineering berusia jauh lebih tua dari setiap organisasi pengatur,
sehingga banyak ahli yang mempercayai bahwa insinyur tradisional hanya
memiliki sedikit hak terhadapnya. Mulai tahun 2007, sikap NSPE mulai
melunak dan menyelidiki kemungkinan lisensi untuk software engineer
dengan melakukan konsultasi dengan IEEE, NCEES dan kelompok lain “demi
perlindungan kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan masyarakat”.
Trend Profesi Software Engineering
Selama
bertahun-tahun, rekayasa perangkat lunak telah berusaha untuk menjadi
sebuah profesi. Hal ini terhambat oleh persepsi umum bahwa itu hanya
aplikasi dari ilmu komputer. Tujuan membuat Software Engineering sebagai
sebuah profesi dipicu banyaknya perdebatan mengenai apakah tujuannya
menjadi sebuah profesi. Saat ini, Software Engineering telah menjadi
sebuah disiplin tersendiri didalam profesi engineering.
Sejarah
Di
AS pada pertengahan tahun 1990-an, National Society of Professional
Engineers digugat di semua negara bagian di AS untuk melarang siapapun
menggunakan istilah software engineering sebagai kata benda atau bidang
ketenagakerjaan. Mereka memenangkan di sebagian besar negara bagian.
Sebagai
tanggapan, IEEE dan ACM membentuk JCESEP pada tahun 1993, yang
berkembang menjadi SWECC pada tahun 1998 untuk merumuskan Software
Engineering sebagai sebuah profesi. Kedua komite teknik menggunakan
model rekayasa tradisional. ACM mengundurkan diri dari SWECC (pada bulan
Mei 1999), karena berkeberatan untuk memberikan dukungan kepada upaya
profesionalisasi Texas, untuk mendapatkan pengakuan negara sebagai
Software Engineer. IEEE melanjutkan dukungannya untuk menjadikan
Software Engineering sebagai cabang dari engineering tradisional.
Trend Profesi SE
Fenomena
yang muncul saat ini, 10 orang terkaya di Amerika didominasi oleh
mereka bermain di knowledge capital alias berbasis pengetahuan. Bahkan
data menunjukkan bahwa mereka memang orang besar yang memulai bisnis
dari kecil, pekerja keras, berkubang lumpur, dan di waktu mudanya mereka
sangat memahami masalah teknis berhubungan dengan bisnisnya. Sangat
berbeda dengan daftar 10 orang terkaya di Indonesia yang berlatar
belakang bisnis yang tidak terlepas dari kekayaan sumber daya alam yang
pada suatu saat akan habis.
Software engineer adalah profesi dan
peluang baru yang baru berkembang di Indonesia. Bukan hal yang mustahil
suatu saat daftar 10 orang terkaya di Indonesia adalah mereka yang
bermain di knowledge capital. Trend ke arah itu sudah mulai terlihat
dimana diperkirakan jumlah pengembang profesional di Indonesia adalah
56.500 orang (menyumbang 0.5% dunia – IDC Professional Developer Model
2004) dan akan meningkat sampai 71.600 orang di tahun 2008. Jumlah
software house di Indonesia juga tercatat meningkat ke arah diatas 250
perusahaan, dan diperkirakan akan menjadi dua kali lipat pada 5 tahun
mendatang.
Meningkatnya kesadaran masyarakat korporasi terhadap
pentingnya otomasi dilingkungan bisnis dan pemenuhan kebutuhan akan
informasi yang cepat dan akurat, secara linier telah meningkatkan
permintaan akan peran Software engineer untuk menganalisa, mendesain,
dan mengaplikasikan sebuah sistem baru berbasis komputer.
Selain itu,
laporan APKOMINDO mengenai penjualan komputer pada tahun 2008 yang
mencapai angka 2,2 juta unit, sedikit dibawah target yang 2,5 juta unit,
menunjukan pasar yang luas untuk Software Engineering. Software
Engineering tidak selalu harus tergantung pada pasar korporasi. Luasnya
pasar pada pemakai individual merupakan lahan yang patut digarap dan
cukup menjanjikan. Untuk menggarap ceruk pasar yang cukup luas tentunya
dibutuhkan SDM yang tidak hanya mampu dari sisi teknis komputasi namun
mampu juga dari sisi ekonominya, jiwa wirausaha.
Sebagai sebuah
profesi baru, tentunya masih banyak hak yang harus dibenahi untuk
membentuk SDM yang profesional sebagai seorang software engineer,
diantaranya :
• Memperbaiki kurikulum pendidikan jurusan komputasi,
khususnya bidang Software Engineering termasuk didalamnya teknik
pengembangan, metodologi baku, sertifikasi, pengelolaan, dan
kewirausahaan, termasuk etika.
• Keterlibatan pemerintah diperlukan
dalam membuat pipa antara software developer dan pasar, juga masalah
kebijakan proteksi untuk perusahaan software lokal.
• Mengarahkan SDM
software engineer untuk memiliki keunggulan defacto (kreatifitas) dan
keunggulan dejure (degree) sekaligus, dalam level sesuai dengan
kemampuan yang bisa diraih.
• Membina para spesialis software
engineer kita untuk menjadi seorang versatilist (seseorang yang sangat
ahli dalam sebuah bidang; fokus, akan tetapi dengan mudah untuk belajar
dan mengembangkan fokus ke hal lain pada saat yang sama jika
diperluakan.), karena Gartner Group memperkirakan dalam laporan
khususnya bahwa dalam tahun 2010, pasar IT dunia akan dikuasai oleh para
versatilist, yang menggerus 40% lapangan kerja spesialis
• Yang
terakhir, manfaatkan Internet sebagai alat softmarketing, personal
branding dan knowledge sharing. Dengan populasi lebih dari 1 miliar pada
tahun 2008 ini, mau tidak mau, suka tidak suka, kita akan masuk,
bersentuhan dengan Internet dan secara tidak sadar Internet membentuk
kultur dan behavior baru dalam kehidupan sehari hari. Sekali lagi tidak
ada satu media massa pun yang akan bisa menandingi penetrasi media
bernama Internet ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar